Blogger Widgets

Kamis, 20 April 2017

Letak Geografis Indonesia

MAKALAH PKN
LETAK GEOGRAFIS INDONESIA

 Hasil gambar untuk gunadarma


Disusun Oleh :

Julsar Febrian Syah 13816785




FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017




KATA PENGANTAR

   Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Pkn ini tentang Letak Geografis Indonesia.

      Makalah Pkn ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Pkn ini.
    
    Akhir kata saya berharap semoga makalah Pkn tentang  Letak Geografis Indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
    
                                                                                     

                                                                       Depok,  April 2017
    
                                                                                             
 Penyusun





Daftar Isi

Halaman Judul................................................................................................i
Prakata...........................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang...............................................................................................4
Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................4
Tujuan & Manfaat..........................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN
Letak Geografis Indonesia..............................................................................5
Negara Kepulauan Menjadi Pola Dasar Pembangunan..................................6
Sumber Daya Alam Sebagai Modal Dasar Pembangunan...............................9

BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................10
Saran.............................................................................................................10
Daftar Pustaka...............................................................................................10


                                                   Bab 1
                                          PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
    Dalam era yang serba teknologi saat ini, kemajuan bidang pendidikan sangatlah bertambah dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia, baik itu bidang sosial, bidang informasi maupun bidang pendidikan. Salah satunya membuat makalah yang baik dan benar, yaitu merupakan sistem informasi yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan karya ilmiah.

1.2 Ruang Lingkup Penelitian
    Penelitian ini akan mencakup cara membuat makalah yang baik dan benar dengan memperhatikan tanda-tanda baca, cara penulisan, tata bahasa yang baik dan benar.

1.3 Tujuan dan manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
     1. Membantu siswa lebih kreatif
     2. Memahami pola pikir ilmiah

Manfaat :
     1. Memberikan siswa pengetahuan baru
     2. Memperbaiki nilai pelajaran Bahasa Indonesia











Bab 2
Letak Geografis Indonesia

Secara geografis, Indonesia terletak diantara dua Benua Asia dan Benua Australia. Samudra yang mengapit Indonesia adalah Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Posisi ini membuat Indonesia dilalui oleh jalur pelayaran Internasional yang ramai. Lokasi Indonesia pada posisi silang membawa dampak negatif bagi kehidupan bangsa, antara lain masuknya pengaruh asing yang merusak mudah masuk ke Indonesia, terjadinya akulturasi dan asimilasi. Akibat dari letak geografis di wilayah Indonesia bertiuplah angin muson. Bertiupnya angin muson berdampak pada pola curah hujan, wilayah bagian Barat Indonesia mendapatkan curah hujan yang lebih banyak dibandingkan bagian Timur.

Letak geografis Indonesia menyebabkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Indonesia berada pada persilangan lalu lintas dunia yang ramai sehingga menguntungkan dari segi ekonomi.
  • Indonesia memiliki tiga iklim utama, yaitu iklim musim (muson), iklim tropis (iklim panas), dan iklim laut.
  • Iklim musim terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah setiap setengah tahun sekali. Pada bulan Oktober-April, angin yang bertiup berasal dari barat daya yang bersifat basah sehingga menimbulkan musim hujan. Sementara itu, pada bulan April-Oktober angin bertiup berasal dari timur laut yang bersifat kering sehingga menimbulkan musim kemarau.
  • Iklim tropis menyebabkan udara rata-rata di Indonesia panas. Ini terjadi karena Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa.
  • Iklim laut disebabkan oleh kondisi Indonesia yang banyak dikelilingi laut dan samudera. Akibat dari iklim ini, Indonesia lebih banyak mengalami musim hujan.






Negara Kepulauan Menjadi Pola Dasar Pembangunan

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memerlukan kebijakan pembangunan dengan Pola Dasar Pembangunan Negara Kepulauan. Karakteristik negara kepulauan harus dijadikan landasan penyusunan pola dasar pembangunan di segala bidang, utamanya ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Sementara itu, sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya adalah laut beserta sumberdaya alam yang melimpah, maka laut harus dijadikan salah satu modal dasar pembangunan. Arah kebijakan tersebut sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah negara maritim yang maju, mandiri, dan kokoh seperti yang digariskan RPJPN 2005-2025. Dasar pemikiran ini harus dapat dituangkan ke dalam kerangka kebijakan kelautan nasional atau national ocean policy. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo selaku Ketua Harian Dewan Kelautan Indonesia  di Jakarta, Senin (16/6).

            Sharif menjelaskan, peran serta Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) sebagai forum konsultasi bagi penetapan kebijakan umum di bidang kelautan sangat diperlukan. DEKIN diketuai oleh Presiden serta beranggotakan beberapa menteri dan pimpinan lembaga terkait. Diantaranya, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri ESDM, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kepala BAPPENAS, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kepala Kepolisian RI dan Kepala Staf TNI AL. "Termasuk tim pakar, wakil perguruan tinggi, asosiasi dunia usaha, dan lembaga swadaya masyarakat yang ditetapkan oleh Presiden atas usul
Ketua Harian DEKIN", ungkap Sharif.

Sharif menegaskan, tantangan Indonesia ke depan adalah bagaimana menggerakan ekonomi berbasis laut melalui pembangunan kota-kota pantai dan sentra-sentra produksi sebagai pusat-pusat pertumbuhan. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tersebut perlu diimbangi dengan pengembangan konektivitas antar pulau, yaitu sistem jaringan transportasi kepulauan untuk meningkatkan pemerataan distribusi barang dan jasa yang
lebih merata, murah, dan efisien. Selain itu, diperlukan pula rehabilitasi wilayah pesisir yang kini makin rusak dan terlantarkan untuk menjadi pusat-pusat kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan, yaitu secara ekonomi produktif, namun tidak merusak lingkungan. Tantangan lain yang memerlukan perhatian dari kita semua adalah pemerataan pembangunan di wilayah Timur, yaitu wilayah kepulauan yang meliputi Papua, Maluku, dan Maluku Utara sebagai wilayah ekonomi mandiri yang berbasis laut. Pembangunannya dilakukan melalui pemerataan pembangunan infrastruktur, seperti transportasi, listrik, dan prasarana lainnya untuk mendorong tumbuhnya investasi di wilayah tersebut, tegas Sharif.

Selain itu menurut Sharif, para pelaku kegiatan ekonomi di laut seperti Perhubungan Laut, Industri Maritim, Perikanan, Wisata Bahari, ESDM, Bangunan Kelautan, dan  Jasa Kelautan, harus semakin diakselerasi di
masa-masa mendatang. Para pengusaha dibidang kelautan dan nelayan-nelayan kecil harus semakin diberdayakan, guna mendapat peluang dan dorongan untuk penggerak perekonomian nasional dan menjadi pengusaha dan pelaku ekonomi kelautan yang handal. Semua kekuatan tersebut akan mendukung kekuatan maritim bangsa. Dimana, kekuatan maritim suatu negara adalah seluruh kekuatan nasional (Ipolesosbudkum, Hankamneg, Iptek, dan Pendidikan) yang dimiliki oleh suatu negara sebagai hasil pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang didasarkan kepada kondisi geografis territorial sebagai negara kepulauan atau negara yang berbatasan dengan laut. Reorientasi pembangunan yang tepat akan menjadikan NKRI menjadi Negara Maritim yang kuat, maju, mandiri dan disegani dunia, kata Sharif.


Kekayaan Laut

Sharif menjelaskan, sejak ditandatanganinya perjanjian internasional dalam Konvensi PBB Hukum Laut  (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS) pada tahun 1982 di Montego Bay, Jamaika, masyarakat
internasional mengakui Indonesia sebagai Negara Kepulauan terbesar yang memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2, memiliki garis pantai terpanjang ke-4 di dunia yaitu + 104.000 km, serta memiliki + 17.504 pulau. Di samping itu secara geografis Indonesia terletak diantara dua benua, Asia dan Australia dan dua samudera, Hindia dan Pasifik yang merupakan kawasan paling dinamis dalam percaturan dunia baik secara ekonomis dan politis. Keunikan letak geografis tersebut menempatkan Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bidang kelautan, dan sangat logis jika sumberdaya kelautan dijadikan tumpuan bagi pembangunan ekonomi nasional, ujarnya.

Selain posisi strategis, tambah Sharif, wilayah laut Indoneisa mulai dari laut teritorial, zone tambahan (contiguous zone), ZEE sampai dengan Landas Kontinen (continental shelf) menyimpan kekayaan yang sangat berlimpah. Meski demikian, diakui bahwa sampai saat ini kekayaan tersebut belum kita kelola secara efektif dan maksimal. Ketika sumberdaya alam di wilayah daratan justru semakin menipis, Indonesia patut bersyukur karena memiliki wilayah laut yang luas dan belum tergarap secara baik. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki masa depan yang masih cukup cerah untuk menjadi negara yang besar,tegas Sharif.

Sharif menegaskan, kekayaan sumberdaya kelautan yang sangat berlimpah belum mendapatkan perhatian yang sangat serius.  Terlebih lagi sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, pembangunan kelautan belum menjadi
pengarusutama (mainstream) dalam pembangunan nasional di negara ini. Hal ini terjadi karena sejak zaman kolonial pola pikir bangsa Indonesia hanya dialihkan pada wilayah daratan (kontinental). Sehingga paradigma ini
terus menerus berlangsung sampai saat ini. Paradigma pengambil kebijakan (eksekutif dan legislatif) masih sangat berorientasi daratan (land based oriented) dibandingkan kelautan (marine based oriented). Selain itu pula Indonesia belum memiliki Kebijakan Kelautan Indonesia dan Undang-Undang tentang Kelautan,tandasnya.
















Sumber Daya Alam Sebagai Modal Dasar Pembangunan
Sumber daya alam memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional. Sebuah pembangunan tidak akan terjadi jika tidak didorong dengan ketersediaan modal pembangunan yang cukup. Indonesia sangat beruntung memiliki ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Perlu diketahui bahwa sumber daya alam yang melimpah bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan di negaranya.
Selain faktor sumber daya alam yang melimpah faktor sumber daya manusia juga memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembangnan nasional. Negara-negara seperti: Singapura, Jepang, dan Taiwan. potensi sumber daya alamnya sangat jauh dibandingkan Indoensia. Ternyata negara-negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang baik sehingga negara-negara tersebut menjadi negara-negara yang sukses melakukan pembangunan.
Selain sumber daya alam di atas, ternyata Indonesia juga mempunyai cadangan sumber daya energi non-renewable. Sumber daya alam non-renewable adalah sumber daya alam yang tidak dapat didaur-ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. Beberapa sumber daya alam non-renewable yang dieksplorasi sejak dahulu diantaranya:

–Minyak bumi
Minyak bumi tersebar baik di daratan maupun di dasar-dasar lautan. Eksplorasi dan pengeboran sumber-sumber minyak di Indonesia, dilakukan baik di daratan maupun di dasar laut.
Minyak mentah dari tempat-tempat pengeboran biasanya dialirkan melalui pipa-pipa minyak, atau diangkut dengan kapal-kapal tangker, ke tempat-tempat penyulingan, untuk diproses menjadi minyak siap pakai.
–Gas alam
Gas alam cair disebut LPG (Liquid Petroleum Gas), disebut pula LNG (Liquid Natural Gas). Proses pencairan gas alam dihasilkan pula sejenis minyak ringan yang dapat dijadikan bahan baku untuk industri plastik, pupuk dan sebagainya. Sumber gas alam yang terbesar terdapat di Kepulauan Natuna, lainnya adalah di Bontang Kalimantan Timur dan Arun Nanggroe Aceh Darusalam.
–Batu Bara
Pertambangan batubara pertama di Indonesia dilakukan di Pengaron (Kalimantan Timur) pada tahun 1849. Berikutnya di Umbilin (Sumatra Barat) pada tahun 1892. Bukit Asam (Sumatra Selatan) yang dimulai pada tahun 1919. Di Bukit Asam ini endapan batu bara berada di dekat permukaan tanah. Batu bara yang dihasilkan di Bukit Asam termasuk batu bara tua yang berkualitas tinggi, sedangkan batu bara di tempat lain di Indonesia termasuk batu bara muda.

Bab 3
Penutup
 Kesimpulan

            Dari pembahasan tentang makalah ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa Indonesia merupakan salah satu Pengahasil sumber daya alam terbesar di dunia dan salah satu negara dengan lautan terluas. Tetapi semua itu tidak digunakan secara Efektif & Selektif baik dari letak geografis maupun SDA yang dihasilkan.

 Saran

            Saran yang bisa disampaikan melalui makalah ini adalah sebaiknya dan sudah sepatutnya baik Pemerintah dan Masyarakat menjaga,memberdayakan,menyelektif,dan menggunakan dengan bijak SDA yang sudah tersedia di indonesia. Dengan tujuan Indonesia menjadi negara maju.

Daftar Pustaka